SCORPIO GIRL IS ME



Saturday, August 20, 2011

Dilema Status Nggak Jelas

Dari judulnya, mungkin rada ambigu ya. Status yang dimaksud itu status apa. Status relationship kah? Status FB kah? Status Ym! kah?
Tapi sebenernya bukan itu....
Status yang kumaksud disini berhubungan dengan kelas akselerasi dan Pas-Q V. Jadiiiii, begini lho ceritanya :

Di SS Pas-Q V (ekskul paskibra di smala) , saat kami masuk jadi anggota, kami nggak otomatis jadi anggota aja yang bercampur baur antara kelas X, XI, dan XII. Kami punya sistem 'Angkatan'. Nah, angkatannya itu berdasarkan kelas, dan bukan taun masuk. Jadi misalnya aku masuk Pas-Q V pas aku kelas X tahun 2009, berarti aku masuk angkatan 18 (soalnya angkatan 1 mulainya taun 1992). Tapi kalo ada anak kelas XI yang mau masuk Pas-Q V pas 2009 (bareng aku), dia nggak masuk angkatan 18, tapi diproses sendiri buat masuk angkatan 17 (yang setara sama dia kelas XI). Nah, kalo sekolahnya normal 3 tahun kan gak bakal ada masalah, masalahnya itu ada buat anak kelas akselerasi yang sekolah SMA cuma 2 tahun (contohnya: AKU).
Karena aku anak akselerasi, otomatis waktuku buat SMA lebih pendek, dan otomatis nggak bisa meluangkan waktu buat Pas-Q sebanyak temen-temen yang lain. Selain itu, kesempatan buat ikut tes jadi Paskibraka Kota, Provinsi, ataupun Nasional cuma dateng satu kali (Dan sayang sekali aku nggak dapet kesempatan itu,, sampe sempet envy gitu sama temen yang ikut tes). Satu lagi, karena aku anak akselerasi, otomatis pas aku lulus, temen-temenku masih baru naik ke kelas XII. Nah, yang bikin bingung adalah kalo ada kegiatan Pas-Q V yang anually kayak Buka Puasa Bersama (di SMAN 5 Surabaya), Demo SS (demo promosi ekskul), Diklat, dll. Kalo dilihat secara status angkatan, aku masih terhitung senior kelas XII, berarti semestinya saya datang ke acara-acara itu dengan menggunakan Baju Angkatan XVII. Tapiiiiii (ada tapinya dong) ..... Kalo dilihat secara kelulusan, aku sudah terhitung alumni, jadi aku sudah boleh datang ke acara-acara itu dengan baju bebas seperti alumni-alumni yang lain. Nah, ini nih yang bikin dilema. Aku bingung musti gimana. Di satu sisi, aku musti mikirin solidaritas sama temen-temenku seangkatan, tapi di sisi lain, alumni-alumni yang lain bakal nanya : "lho, kamu kok masih pake baju angkatan , dek?"
Nah loh... kalo udah gini lantas gimana? Masa aku nggak dateng? Padahal kan aku pengen dateng...
Sampe akhirnya aku nanya ke seniorku yang juga udah jadi alumni kayak aku. Bukannya dapet solusi yang meyakinkan, malah diomong : "Lhoalah dek, statusmu nggak jelas se. Jadi sweeper aja dek,". Padahal sweeper yang dia maksud itu yang kayak di Dora the Explorer. Yang suka mengendap-endap. -____-"
Aaaah, gatau lah. Nanti kalo dapet undangan acara gitu-gitu, nanya lagi aja. Bikin galau deh ini... Padahal aku kan labil, jadi bikin tambah dilema...
Yasudahlah, pasrah (~o~)"

Kayaknya cukup segitu dulu aja ceritanya,, gak enak kalo panjang-panjang, tambah bikin galau, ababil...

Sunday, August 14, 2011

Mengutarakan pikiran

Mungkin terlalu klasik kalo saya baca ato dengar kutipan "Jangan bermimpi terlalu tinggi jika kamu belum siap untuk jatuh" , "Bermimpilah tinggi asal kamu siap merasakan bagaimana sakitnya jatuh" atau ungkapan-ungkapan lain yang semacam itu.

Bagi orang yang terbiasa bermimpi tinggi, ambisius, perfeksionis, bermental baja, ato malah cuek, kalimat-kalimat itu akan terdengar biasa. Kenapa? Karena mereka merasa tidak terbebani untuk bermimpi, karena mereka tahu benar apa yang mereka impikan, karena mereka mungkin sudah siap jatuh (atau bahkan sudah pernah jatuh, atau malah tidak terlalu peduli dengan kejatuhan?). Tapi sebenarnya yang alasan yang menurut saya lebih real adalah mereka sudah berhasil melawan ketakutan terhadap diri mereka sendiri.

Bagaimanapun, penghalang terbesar bagi diri kita untuk bermimpi tinggi adalah diri kita sendiri. Mungkin banyak dari kita yang merasa 'aduh, aku kok gini ya?' , 'aduh, aku kok kurang ini ya?' , 'aduh, kok gak bisa ya?' dll. Justru hal sepele seperti itu yang menimbulkan penghalang terbesar dari diri kita. Di satu sisi kita ingin bermimpi, mengejarnya, lalu meraihnya. Tapi di sisi lain, kita kehilangan kepercayaan diri hanya karena pertanyaan dan pernyataan silly yang tidak seharusnya mucul. Hilangnya kepercayaan diri itu yang membuat kemampuan kita tersamarkan, atau bahkan yang lebih parah, back to zero. Dalam hal ini, kita bisa langsung lihat bedanya antara orang yang bisa memenangkan perang 'Me vs Me' ini dengan yang kalah.

Orang yang menang, sudah pasti akan memiliki keberanian yang lebih besar untuk bermimpi sebanyak yg mereka mau, setinggi yang mereka mau, karena mereka sudah mengenal diri mereka lebih dalam. Mereka tidak lagi takut untuk jatuh, karena mereka sudah mempersiapkan mimpi mereka dan mereka bertransformasi (aku tidak menemukan kata lain yang lebih keren) menjadi risk-taker yang cukup kuat dan berani. Ibaratnya seperti ini, mimpi mereka yang tinggi adalah pesawat tempur yang mampu terbang tinggi dan mereka adalah awak pesawat yang siap pergi bertempur dan tentu saja membawa parasut di pesawat. Nah, saat misalnya mimpi mereka tersendat di tengah jalan dan membuat mereka tidak bisa maju sejenak, seperti misalnya pesawat itu rusak di udara dan harus mendarat darurat, mereka bisa mengatasinya dengan bijak, seperti awak pesawat yang sudah siap terjun meninggalkan pesawat (lebih tepatnya menyelamatkan diri, karena siapa juga yg mau mati begitu saja di pesawat rusak?) dengan parasut dan beristirahat sejenak untuk memikirkan bagaimana kelanjutan misi mereka.

Sedangkan orang yang kalah, akan cenderung berpikir jangka pendek, tidak berani bermimpi terlalu banyak/terlalu tinggi, dan of course tidak berani mengambil resiko besar. Kenapa tidak berani bermimpi tinggi? Karena mereka tidak punya cukup keberanian untuk membayangkan bagaimana rasanya jika jatuh. Jangankan keberanian untuk menerima kenyataan jika misalnya nanti mereka jatuh, membayangkannya saja tidak bisa. Yang kira-kira bisa diibaratkan mimpi mereka adalah mangga yang matang dan ranum di puncak pohon (bandingkan dengan yang pesawat tadi) dan mereka adalah orang yang siap untuk memanjat pohon untuk mengambil mangga itu. Tapi tahukah kamu bagaimana cara mereka mengambil mangganya? Mereka memanjat dengan tali pengama di pinggang mereka dan beberapa matras yang diletakkan di bawah pohon. Kenapa? karena mereka takut merasa sakit jika misalnya mereka jatuh. Tapi jika permisalan kali ini diperuntukan bagi orang yg menang, mereka akan memanjat tanpa takut, karena mereka pikir rasa sakit jatuh pohon itu tidak sebanding dengan mimpi-mimpi mereka yang lain yang lebih tinggi.


Yah, begitulah pandangan saya beserta pendapatnya. Mungkin ada yang berpikir tulisan saya agak silly, stupid, atau bahkan menggunakan perbandingan yang terlalu jauh. Tapi jujur, saya hanya ingin mengungkapkan apa yang ada di pikiran saya. Bukan bermaksud menjatuhkan, tapi malah ingin memotivasi.

Semoga saja tulisan ini bermanfaat buat siapa saja yang membacanya :)


"Kalau kamu takut bermimpi tinggi, kenapa tidak kamu tanyakan pada dirimu dulu, sebenarnya yang kamu takutkan itu mimpi yang tinggi itu atau jatuh bebas dari mimpi itu."

Thursday, December 23, 2010

Tenang dalam Damai

Mata itu terpejam
lama sekali
Hingga suatu saat mata itu terbuka
dengan sangat perlahan
Mata itu tampak sayu
begitu redup
tidak lagi bersinar seperti bintang yang memancakan cahaya ketenangan
Mata itu tampak rapuh
seakan tak mampu lagi untuk terbuka lebar-lebar
Mata itu tampak kusam
tidak lagi berwarna coklat keemasan
sekarang hanya tampak seperti potongan klise hitam-putih
Mata itu terbuka
tapi tidak ada yang dapat dilihat olehnya
pupil itu mengecil
lensa itu menebal
menimbulkan kesan awan abu-abu mengambang
Tidak lagi tampak kehidupan yang dulu ada disana
Tidak lagi tampak binar-binar disana
Tidak lagi tampak bayangan disana
Dan mata itu kembali terpejam perlahan
yang ada hanya diam
tenang
damai

Wednesday, July 28, 2010

Kegiatan Taun Ajaran Baru

Sebenernya, aku pengen update blog ini sejak berminggu-minggu yang lalu,,
Tapi gak bisa terus,,
Gara-gara ada acara sekolah yang ngajubileh banyaknya,,
Mulai dari MOS, Demo SS (baca: ekskul), Paski, ngontrol adek gen, dll.,,
Capek banget rasanya,,
Tapi rona merah berseri-seri selalu nampak di wajahku selepas mengerjakan semua itu,,
Dan selalu ada perasaan senang, bangga, lega,,
Rasanya begitu membuncah setelah melaksanakan amanah-amanah itu dengan baik,,
Rasanya bener-bener hidup,,
Benar kata seseorang : 'jika kau bekerja, kau akan lelah. tapi jika kau tak bekerja, kau akan mati',,
Aku merasa bahwa disini aku tidak mati,,
Karena banyak sekali hal yang harus kuperjuangkan,,
Hal-hal yang memang layak untuk diperjuangkan,,
Membuat lelah fisik memang,,
Tapi justru memberikan kepuasan batin yang tak terkira,,
Oleh karena itulah aku ingin selalu menjadi orang yang lelah karena bekerja, dan bukan menjadi orang yang mati karena tak pernah memiliki apapun untuk diperjuangkan,,

^_^

Saturday, July 10, 2010

Waa...
Maaf teman,,
Lama nggak post lagi,,
12 hari, nih,,
Lama yaa?

Habisnya banyak kegiatan juga,,
Kepanitiaan, Pas-Q, sakit pula,,
Hehehe...

Maaf ya...

Monday, June 28, 2010

Jumpa Kembali

Wuaaah....
Lama tak bersua,,
Sudah kengen buat nge.post di blog ini,,

Baru sadar ternyata sudah vakum hampir 3 minggu,,
Maaf juga vakumnya nggak bilang-bilang....
Awalnya cuma niat vakum seminggu,,
Soalnya lagi badmood abis,,
Tapi ternyata badmoodnya berlanjut dan makin berlarut-larut,,
Jadinya keterusan deh,,

But...
Now I"M BACK!!!

Semoga habis ini gak sering kelamaan bikin posting baru lagi....
AMIIN

Friday, June 11, 2010

Gak Jadi Jalan-jalan Malah Survey

Yesterday is an amusing day for me,,
Want to know why?
Let's read my story. . .


Sebenernya aku mau ngepost pengalaman ini kemaren,,
Tapi nggak bisa,,
Jadi baru sempet sekarang,,

Jadi, ayo mulai ceritanya,,
Nah, kemaren itu hari yang nyenengin buat aku,,
Tau kenapa?
Soalnya kemaren itu hari terakhir UAS (tapi sekarang dag dig dug nunggu hasil ulangan),,
Soalnya kemaren ulangannya cuma penjaskes (karena itu aku gak belajar :p),,
Tapi sebenernya kemaren juga hari yang njengkelin sih,,
Gara-gara aku sama anak-anak sekelas nggak jadi jalan-jalan ke TP,,

Nah, awalnya kita udah janjian mau jalan-jalan ke TP,,
Trus, katanya kita mau dtraktir Kevin nonton,,
Tapi. . .
Pas kita udah keluar dari ruang 18 (ruang ujiannya aksel), kita malah bingung massal,,
Banyak pertanyaan dan pernyataan yang terlontar,,
Misalnya nih ya:
"Eh, jadi nggak se jalan-jalannya?"
"Duh, kok moodku turun ya?"
"Ini beneran ditraktir ta?"
"He, au gak bawa uang lho. Trus gimana?"
"Eh, sama. Aku juga gak bawa uang."
"Lho, anak-anak kemana semua se?"
"Yang mau nraktir mana?"
"Eh, jadi ulangan Bahasa Inggris nggak? Mam Hermien mana?" (aslinya hari itu mau remidi)
dll.

Nah, jadi semburat deh...
Akhirnya kita nyari Mam Hermien dulu,,
Dan mendapat jawaban : "Ehm, kayaknya remidinya jangan sekarang ya..."
Kita pun meng-oke-kan saja,,
Habis itu tiba-tiba para gumpalan alias Handita-Ucup ngomong gini :
"Eh, ayo siapa yang jadi mau ke TP? Ditraktir Kevin nonton lho"
Trus Handita ngomong lagi:
"Pokoknya kalo aku, Ucup, Tetot, Vani bisa ngajak 9 anak buat ikut, entar kami dibayari Kevin"
(Ha? Kok enak?)
Tapi berhubung anak-anak masih ribut gak jelas, aku ngajak Qonita ke kantin buat ngambil uang kembalianku 19ribu di Cafe Biru,,
Lha pas di kantin itu Tetot sama Vani malah nyusul kesana,,
Mereka bilang kalo anak-anak gak jelas jadinya berangkat ato nggak,,
Tapi habis itu, mereka malah ngajakin aku sama Qonita ke Delta,,
Yasudalaa...
Ngikut aja,,
Tapi kita masih penasaran sama kepastiannya anak-anak lain,,
Akhirnya kita balik ke mereka, dan mendapati anak-anak yang masih bingung dengan keputusannya,,

Selagi bingung,eh kita malah ketemu Mbak Lora, Mbak Mita, Mas Evd, sama Mas Caka,,
Dan kita pun menodong Mas Evd,,
Tapi singkat kata, Nggak Dikasih,,
Yawes kalo gitu,,
Kita semua gak jadi jalan-jalan,,
Yang laen pada pulang, tapiaku masih di skolah,,
Nah, akupun mulai mencari cara mengurangi kebosanan,,

Tak lama kemudian, aku menemukan beberapa anak MPDK di pendopo besar (setelah sebelumnya aku ke kopsis dan beli coca cola kaleng yang lagi promo 5rb dpt 2 kaleng,, aku ambil cocacola sama fanta, tapi yang fanta tak kasi.in Amoro alias Amry),,
Akhirny aku memutuskan untuk ikut pergi ke tempat-tempat yang kami harap akan memberi sponsor (hahaha),,
Tapi aku nunggu yang laen sholat dulu (berhubung aku lagi gak sholat),,
Trus habis itu, aku, Mbak Bona dan Mbak Erlina pergi ke Bu Maskinah,,
Kita mau konsultasi tentang konsumsinya MPDK,,
Tapi ternyata konsultasinya lama, mbuleti, mboseni, dan penuh wejangan,,
(Biar gak kepanjangan, prosesi konsultasinya gak tak ceritain yaa...)

Setelah acara konsultasinya selesai, kami bertiga nyariin Mas Audit,,
Soalnya kita mau pergi berempat,,
Akhrinya setelah muter-muter nyariin Mas Audit, kami berempat memulai 'Ekspedisi' itu,,
Mbak Erlina naek motor, dan sisanya naik mobilnya Mas Audit,,
Pertama-tama kami ke kantornya Baba Rafi (itu lho, yang Kebab Turki) di Nginden Smolo,,
Kita disana nanya-nanya soal katering kebabnya sama embel-embel fasilitas kateringnya,,
Tapi kita juga sekalian naruh proposal (lagi...,, sebenernya sih udah, tapi kayaknya yang dulu raib),,
Dan pihak mereka bilang kalo mau ngontak kami hari Senin besok,,
Yaah...
Kami berharap semoga kami dapat sponsor dari mereka,,
Amin,,

Nah, habis dari situ, kita putar haluan ke daerah Darmokali,,
Kita menuju Suzana Bakery buat survey harga roti dan cake,,
Tapi pas mobilnya udah nyampe sana, ternyata Mbak Erlina gak ada,,
Ditelpon gak diangkat-angkat,,
Eh, ternyata Mbak Erlina salah belok,,
Alhasil..., kami bertiga nunggu dia dulu,,
Habis itu, kita masuk ke dalem bakery,,
Dan kami menemukan seorang bapak-bapak yang merupakan orang penting disana (tapi aku gatau dia jabatannya apa),,
Dan kami menanyakan mengenai sponsor dan potongan harga (tapi yang ngomong Mbak Bona sama Mbak Erlina),,
Ternyata, setelah kita ngasih proposalnya, kita disuruh balik lagi hari Rabu abis pulang sekolah,,
Yasudala...
Kita sih oke-oke aja,,
Nah, sementara Mas Audit dan Mbak Erlina ngomong ke bapak itu, aku sama Mbak Bona malah njajan,,
Kita beli 4 items,,
Aku beli meringgue sama donat,,
Mbak Bona beli roti kelapa sama roti nanas,,
Hahaha...

Setelah bayar semuanya, kami ngelanjutin perjalanan ke PT. Sosro di daerah Bungurasih,,
Di jalan, aku sama Mbak Bona asyik nguyah belanjaan yang tadi,,
aku makan meringgue, Mbak Bona makan roti kelapa,,
Ga enaknya itu, pas di jalan, kami berdua makan ditemani suaranya Mas Audit yang gonta-ganti antara nyanyi sama ngomentari makanan kami,,
Hahaha...
Nah, setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, akhirnya nyampe di PT. Sosro,,
Nah, ternyata kami gak punya amplop coklat besar dan amplop putih,,
Trus Mbak Bona sama Mbak Erlina mbeliin di deket situ,,
Mereka berdua naik motor, tapi ntar balik naik bemo,,
Soalnya motornya dititipin, habis itu Mbak erlina mau nebeng Mas Audit,,
Jadi ceritanya, mereka itu ninggal aku sama Mas Audit,,
Yaudah, akhirnya kami berdua ke pos satpam,,
Nanyain tentang Pak Pram (orang yang ngurusi proposal dari smala),,
Tapi mereka bilang: "Lho, kalo cari Pak Pram bukan disini. Kantornya Pa Pram itu yang di Gedangan"
Jdueerr. . .
Gak lucu la.an kalo kami salah alamat dan harus ke Gedangan,,
Adoh jeh,,
Sambil nunggu Mbak Bona dan Mbak Erlina, kami menyibukkan diri dengan hape kami masing-masing,,
Setelah mereka berdua nyampe, kami langsung masukin proposalnya ke map coklat,,
Dan waktu mau masukin surat pengantarnya ke amplop putih, ternyata amplopnya gak ada,,
Soalnya ternyata Mas Audit salah kasih instruksi,,
Dia bilangnya 'map kertas putih', bukan 'amplop kertas putih',,
Yasudala...
Kami nggak pake amplop putih,,
Pake amplop coklat sama map kertas doang,,
Trus kami titipin di pos satpam,,
Soalnya ternyata pas Mas Audit telpon Pak Pram, sama Pak Pram kami disuruh ninggal proposalnya disana,,
Ntar Pak Pram sendiri yang ambil,,
Oke deh...

Kami pun akhirnya memutuskan untuk pulang. . ,,
Tapi di sepanjang perjalanan, Mas Audit keliatan depresi,,
Kenapa?
Ternyata dia depresi gara-gara insiden salah beli amplop,,
Penting nggak sih?
Tapi kami bertiga (aku-mb bona-mb erlina) malah rada-rada gimanaa gitu,,
Kami nggak mau kalo tiba-tiba kami mucul di koran besoknya dengan Headline: 'SALAH BELI AMPLOP MENYEBABKAN KECELAKAAN EMPAT ORANG PELAJAR',,
Kan, nggak lucu kalo sampe kayak gitu,,

Kami bertiga nebeng Mas Audit sampe belokannya Sekolah Siti Khadijah,,
Trus kami nyebrang dengan pedenya ke arah masjid deket DTC,,
Kami bertiga naik bemo F,,
Mbak Bona turun duluan di Jagir,,
Dan ternyata dia mbayari aku dan Mbak Erlina,,
Wow..., kita sampe kaget,,
Makasiih Mbak Bonaaa!
Habis itu aku sama Mbak Erlina turun di perempatan deket Jalan Sumatra,,
Mbak Erlina pergi ke YPIA,,
Sedangkan aku oper bemo T2,,
Waa...
Aku hebat, melancong naek bemo dewean,,
Hahaha (padahal bagiku sudah biasa),,
Aku naek bemo T2 sampe gang depan rumahku,,
Trus aku jalan kaki deh,,
Hehehehehe,,

Setelah nyampe rumah....
Rasanya Lega, Merdeka, dan Seneeng banget,,
Dapet pengalaman baru nih, bareng temen-temen MPDK,,
Thanks a lot ya udah mbolehin aku "nggandol" kalian...