Mungkin terlalu klasik kalo saya baca ato dengar kutipan "Jangan bermimpi terlalu tinggi jika kamu belum siap untuk jatuh" , "Bermimpilah tinggi asal kamu siap merasakan bagaimana sakitnya jatuh" atau ungkapan-ungkapan lain yang semacam itu.
Bagi orang yang terbiasa bermimpi tinggi, ambisius, perfeksionis, bermental baja, ato malah cuek, kalimat-kalimat itu akan terdengar biasa. Kenapa? Karena mereka merasa tidak terbebani untuk bermimpi, karena mereka tahu benar apa yang mereka impikan, karena mereka mungkin sudah siap jatuh (atau bahkan sudah pernah jatuh, atau malah tidak terlalu peduli dengan kejatuhan?). Tapi sebenarnya yang alasan yang menurut saya lebih real adalah mereka sudah berhasil melawan ketakutan terhadap diri mereka sendiri.
Bagaimanapun, penghalang terbesar bagi diri kita untuk bermimpi tinggi adalah diri kita sendiri. Mungkin banyak dari kita yang merasa 'aduh, aku kok gini ya?' , 'aduh, aku kok kurang ini ya?' , 'aduh, kok gak bisa ya?' dll. Justru hal sepele seperti itu yang menimbulkan penghalang terbesar dari diri kita. Di satu sisi kita ingin bermimpi, mengejarnya, lalu meraihnya. Tapi di sisi lain, kita kehilangan kepercayaan diri hanya karena pertanyaan dan pernyataan silly yang tidak seharusnya mucul. Hilangnya kepercayaan diri itu yang membuat kemampuan kita tersamarkan, atau bahkan yang lebih parah, back to zero. Dalam hal ini, kita bisa langsung lihat bedanya antara orang yang bisa memenangkan perang 'Me vs Me' ini dengan yang kalah.
Orang yang menang, sudah pasti akan memiliki keberanian yang lebih besar untuk bermimpi sebanyak yg mereka mau, setinggi yang mereka mau, karena mereka sudah mengenal diri mereka lebih dalam. Mereka tidak lagi takut untuk jatuh, karena mereka sudah mempersiapkan mimpi mereka dan mereka bertransformasi (aku tidak menemukan kata lain yang lebih keren) menjadi risk-taker yang cukup kuat dan berani. Ibaratnya seperti ini, mimpi mereka yang tinggi adalah pesawat tempur yang mampu terbang tinggi dan mereka adalah awak pesawat yang siap pergi bertempur dan tentu saja membawa parasut di pesawat. Nah, saat misalnya mimpi mereka tersendat di tengah jalan dan membuat mereka tidak bisa maju sejenak, seperti misalnya pesawat itu rusak di udara dan harus mendarat darurat, mereka bisa mengatasinya dengan bijak, seperti awak pesawat yang sudah siap terjun meninggalkan pesawat (lebih tepatnya menyelamatkan diri, karena siapa juga yg mau mati begitu saja di pesawat rusak?) dengan parasut dan beristirahat sejenak untuk memikirkan bagaimana kelanjutan misi mereka.
Sedangkan orang yang kalah, akan cenderung berpikir jangka pendek, tidak berani bermimpi terlalu banyak/terlalu tinggi, dan of course tidak berani mengambil resiko besar. Kenapa tidak berani bermimpi tinggi? Karena mereka tidak punya cukup keberanian untuk membayangkan bagaimana rasanya jika jatuh. Jangankan keberanian untuk menerima kenyataan jika misalnya nanti mereka jatuh, membayangkannya saja tidak bisa. Yang kira-kira bisa diibaratkan mimpi mereka adalah mangga yang matang dan ranum di puncak pohon (bandingkan dengan yang pesawat tadi) dan mereka adalah orang yang siap untuk memanjat pohon untuk mengambil mangga itu. Tapi tahukah kamu bagaimana cara mereka mengambil mangganya? Mereka memanjat dengan tali pengama di pinggang mereka dan beberapa matras yang diletakkan di bawah pohon. Kenapa? karena mereka takut merasa sakit jika misalnya mereka jatuh. Tapi jika permisalan kali ini diperuntukan bagi orang yg menang, mereka akan memanjat tanpa takut, karena mereka pikir rasa sakit jatuh pohon itu tidak sebanding dengan mimpi-mimpi mereka yang lain yang lebih tinggi.
Yah, begitulah pandangan saya beserta pendapatnya. Mungkin ada yang berpikir tulisan saya agak silly, stupid, atau bahkan menggunakan perbandingan yang terlalu jauh. Tapi jujur, saya hanya ingin mengungkapkan apa yang ada di pikiran saya. Bukan bermaksud menjatuhkan, tapi malah ingin memotivasi.
Semoga saja tulisan ini bermanfaat buat siapa saja yang membacanya :)
"Kalau kamu takut bermimpi tinggi, kenapa tidak kamu tanyakan pada dirimu dulu, sebenarnya yang kamu takutkan itu mimpi yang tinggi itu atau jatuh bebas dari mimpi itu."
No comments:
Post a Comment